Sejarah dan perkembangan teater modern di Eropa dipelopori oleh Hendrik Ibsen, yang lahir pada Maret 1828, di Norwegia. Dramawan terbesar dan paling berpengaruh pada zamannya ini dikenal sebagai bapak "teater realisme". Melalui karya-karyanya, Ibsen tidak lagi bercerita tentang Dewa-dewa, Raja-raja atau kehidupan para bangsawan di masa lalu, tetapi tentang manusia-manusia dalam kehidupan sehari-hari. Ini terlukis dalam naskah-naskah dramanya yang berjudul Rumah Boneka pada tahun 1879, Bebek Liar (1884), Musuh Masyarakat (1882), dan lain-lain.
Munculnya teater realisme bersamaan dengan revolusi industri-teknologi, revolusi demokratik dan revolusi intelektual. Yang mengubah konsepsi waktu, ruang, Ilahi, psikologi manusia, dan tatanan sosial.
Awal dari gagasan realisme adalah keinginan untuk menciptakan illusion of reality di atas pentas. Sehingga untuk membuat kamar atau ruang tamu tidak cukup hanya dengan gambar di layar, akan tetapi perlu diciptakan kamar dengan empat dinding seperti ruang tamu atau kamar yang sebenarnya. Inilah yang mengawali timbulnya realisme. Kesadaran akan dinding keempatnya adalah tempat duduk penonton yang digelapkan, agar seolah-olah penonton mengintip peristiwa dari hidup dan kehidupan.
Sedangkan di Indonesia, sejarah perkembangan teater modern bermula dari sastra atau naskah tertulis. Naskah Indonesia pertama adalah Bebasari karya Rustam Effendi pada tahun 1926. Bahkan Bung Karno juga menulis drama Reinbow, Krukut Bikutbi, Dr. Setan, dan lain-lain. Tampak di sini, bahwa naskah drama awal ini tidak hanya di tulis oleh sastrawan, tapi juga oleh tokoh-tokoh pergerakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar